Senin, 08 Desember 2014

Tak Pernah Mau Belajar

Kita selalu berharap dicintai. Selalu ingin mendapatkan terbaik. Tidak salah memang. Sebab sewajarnya manusia menyukai yang indah. Menyenangi hal-hal yang membuat senang. Tak ada manusia yang ingin menderita. Apalagi menderita akibat orang yang dia cinta. Pada dasarnya semua orang ingin bahagia. Ingin dibahagiakan. Selalu merasa sempurna saat ada orang lain menjadikannya  istimewa.

Namun terkadang, sebab ingin dicintai. Sebab ingin dibahagiakan. Seringkali membuat seseorang menjadi penuntut. Seringkali membuat seseorang menjadi ingin selalu dinomorsatukan. Ingin selalu menjadi orang yang diperhatikan. Menjadi terlalu banyak meminta, hingga lupa cara mencinta. Terlalu banyak berharap, kerap lupa menjaga sikap. Ingin disegalakan.  

Kamu lupa, yang kamu cintai adalah manusia biasa. Sama seperti kamu. Butuh juga dikasihsayangi, diperhatikan, dipedulikan. Tidak hanya mengasihi, memerhatikan, memedulikan. Sebab, asmara sebenarnya adalah hubungan timbal balik dua hati yang harus saling membakar, agar tetap membara dan tak mati.

Kalau tiba-tiba aku meninggalkanmu tanpa alasan, mungkin aku lelah dengan kamu yang terlalu banyak alasan. Kamu yang selalu ingin menang sendiri. Kamu yang tidak mau berdiskusi dengan dirimu sendiri. Yang lupa cara mencinta, yang tak peduli bahwa hati orang yang mencintaimu kerap tersiksa. Jika pada akhirnya aku menyerah, bukan karena cintaku lemah. Barangkali kau yang tak pernah mau belajar dan enggan mengakui bahwa sikapmu memang salah.